Berikut ini merupakan sejarah biografi singkat Nabi Muhammad SAW yang merupakan suri tauladan umat manusia.
Menurut sirah (biografi) yang tercatat tentang Muhammad, Nabi Muhammad
SAW lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun Gajah dan bertepatan
tanggal 22 April 571 M, di Mekkah (Makkah) dan wafat pada 8 Juni 632 di
Madinah pada usia 63 tahun. Muhammad lahir sudah yatim karena
saat nabi Muhammad SAW masih dalam kandungan ayahnya sudah meninggal
dunia. Nabi terlahir dari keluarga bangsawan Bani Quraisy. dengan nama
lengkap Muhammad bin Abdullāh ia merupakan seorang pembawa ajaran/agama
Islam, dan diyakini oleh umat Muslim sebagai nabi dan (Rasul) yang
terakhir. Kedua kota tersebut terletak di daerah Hijazh, Arab Saudi.
Nabi Muhammad haram digambarkan dalam bentuk patung, kartun ataupun
gambar ilustrasi.
Michael H. Hart dalam bukunya The 100 menilai Muhammad sebagai tokoh
paling berpengaruh sepanjang sejarah manusia. Menurut Hart, Muhammad
adalah satu-satunya orang yang berhasil meraih keberhasilan luar biasa
baik dalam hal spiritual maupun kemasyarakatan. Hart mencatat bahwa
Muhammad mampu mengelola bangsa yang awalnya egoistis, barbar,
terbelakang dan terpecah belah oleh sentimen kesukuan, menjadi bangsa
yang maju dalam bidang ekonomi, kebudayaan dan kemiliteran dan bahkan
sanggup mengalahkan pasukan Romawi yang saat itu merupakan kekuatan
militer terdepan di dunia.
Nabi Muhammad saw berasal dari kabilah Quraisy, tepatnya keturunan
Hasyim. Ayah beliau adalah Abdullah bin Abdul Muthalib, cucu Hasyim.
Ibunda beliau adalah Aminah binti Wahb yang berasal dari keturunan Bani
Zuhrah, salah satu kabilah Quraisy.
Setelah menikah, Abdullah melakukan pepergian ke Syam. Ketika pulang
dari pepergian itu, ia wafat di Madinah dan dikuburkan di kota itu
juga.
Setelah beberapa bulan dari wafatnya sang ayah berlalu, Nabi
pamungkas para nabi lahir di bulan Rabi’ul Awal, tahun 571 Masehi di
Makkah, dan dengan kelahirannya itu, dunia menjadi terang-benderang.
Sesuai dengan kebiasaan para bangsawan Makkah, ibundanya menyerahkan
Muhammad kecil kepada Halimah Sa’diyah dari kabilah Bani Sa’d untuk
disusui. Beliau tinggal di rumah Halimah selama empat tahun. Setelah
itu, sang ibu mengambilnya kembali.
Dengan tujuan untuk berkunjung ke kerabat ayahnya di Madinah, sang
ibunda membawanya pergi ke Madinah. Dalam perjalanan pulang ke Makkah,
ibundanya wafat dan dikebumikan di Abwa`, sebuah daerah yang terletak
antara Makkah dan Madinah. Setelah ibunda beliau wafat, secara
bergantian, kakek dan paman beliau, Abdul Muthalib dan Abu Thalib
memelihara beliau. Pada usia dua puluh lima tahun, beliau menikah
dengan Khadijah yang waktu itu sudah berusia empat puluh tahun. Beliau
menjalani hidup bersamanya selama dua puluh lima tahun hingga ia wafat
pada usia enam puluh lima tahun.
Pada usia empat puluh tahun, beliau diutus menjadi nabi oleh Allah.
Ia mewahyukan kepada beliau al-Quran yang seluruh manusia dan jin tidak
mampu untuk menandinginya. Ia menamakan beliau sebagai pamungkas para
nabi dan memujinya karena kemuliaan akhlaknya.
Beliau hidup di dunia ini selama enam puluh tiga tahun. Menurut
pendapat masyhur, beliau wafat pada hari Senin bulan Shafar 11 Hijriah
di Madinah.
Bukti Kenabian Rasulullah saw
Secara global, kenabian seorang nabi dapat diketahui melalui tiga jalan:
1. Pengakuan sebagai nabi.
2. Kelayakan menjadi nabi.
3. Mukjizat.
Pengakuan Sebagai Nabi
Telah diketahui oleh setiap orang bahwa Rasulullah saw telah mengaku
sebagai nabi di Makkah pada tahun 611 M., masa di mana syirik,
penyembahan berhala dan api telah menguasai seluruh dunia. Hingga akhir
usia, beliau selalu mengajak umat manusia untuk memeluk agama Islam,
dan sangat banyak sekali di antara mereka yang mengikuti ajakan beliau
itu.
Kelayakan Menjadi Nabi
Maksud asumsi di atas adalah seorang yang mengaku menjadi nabi harus
memiliki akhlak dan seluruh etika yang terpuji, dari sisi kesempurnaan
jiwa harus orang yang paling utama, tinggi dan sempurna, dan
terbebaskan dari segala karakterisitik yang tidak terpuji. Semua itu
telah dimiliki oleh Rasulullah saw. Musuh dan teman memuji beliau
karena akhlaknya, memberitakan sifat-sifat sempurna dan kelakuan
terpujinya dan membebaskannya dari setiap karakterisitik yang buruk.
Kesimpulannya, akhlak beliau yang mulia, tata krama beliau yang
terpuji, perubahan dan revolusi yang beliau cetuskan di seanterao
dunia, khususnya di Hijaz dan jazirah Arab, dan sabda-sabda beliau yang
mulia berkenaan dengan tauhid, sifat-sifat Allah, hukum halal dan
haram, serta nasihat-nasihat beliau telah membuktikan kelayakan beliau
untuk menduduki kursi kenabian, dan setiap orang yang insaf tidak akan
meragukan semua itu.
Mukjizat
Mukjizat dapat disimpulkan dalam lima hal:
1. Mukjizat akhlak.
2. Mukjizat ilmiah.
3. Mukjizat amaliah.
4. Mukjizat maknawiyah.
5. Mukjizat keturunan.
Mukjizat Akhlak
Sejak masa muda, Nabi Muhammad saw telah dikenal dengan kejujuran,
amanat, kesabaran, ketegaran, dan kedermawanan. Dalam kesabaran dan
kerendahan diri beliau tidak memiliki sekutu dan dalam kemanisan etika
beliau tak tertandingi. “Sesungguhnya engkau berada di puncak akhlak
yang agung.” Dalam memaafkan, beliau tak ada taranya. Ketika
mendapatkan gangguan dan cemoohan masyarakatnya, beliau hanya
berkataاَللّهُمَّ اغْفِرْ لِقَوْمِيْ فَإِنَّهُمْ لاَ يَعْلَمُوْنَ “Ya
Allah, ampunilah kaumku, karena mereka tidak mengetahui.”Beliau selalu
mengharapkan kebaikan seluruh umat manusia, penyayang dan belas-kasih
terhadap mereka. “Ia belas-kasih dan pengasih terhadap Mukminin.”
Beliau tidak pernah menyembunyikan keceriaan wajah terhadap para
sahabat dan selalu mencari berita tentang kondisi mereka. Beliau selalu
memberikan tempat khusus kepada orang-orang baik di sisi beliau. Orang
yang paling utama di sisi beliau adalah orang yang dikenal dengan
kebajikanya terhadap Muslimin dan orang yang termulia adalah orang yang
lebih bertindak toleran dan tolong-menolong terhadap umat Islam.
Beliau tida pernah duduk dan bangun (dari duduk) kecuali dengan
menyebut nama Allah dan mayoritasnya, beliau duduk menghadap ke arah
Kiblat. Beliau tidak pernah menentukan tempat duduk khusus bagi
dirinya. Beliau memperlakukan masyarakat sedemikian rupa sehingga
mereka merasa dirinya adalah orang termulia di sisi beliau. Beliau
tidak banyak berbiacara dan tidak pernah memotong pembicaraan seseorang
kecuali ia berbicara kebatilan. Beliau tidak pernah mencela dan
mencerca seseorang. Beliau tidak pernah mencari-cari kesalahan orang
lain. Budi pelerti beliau yang menyeluruh telah meliputi seluruh umat
manusia. Beliau selalu sabar menghadapi perangai buruk bangsa Arab dan
orang-orang yang asing bagi beliau. Beliau selalu duduk di atas tanah
dan duduk bersama orang-orang miskin serta makan bersama mereka. Dalam
makan dan berpakaian, beliau tidak pernah melebihi rakyat biasa. Setiap
berjumpa dengan seseorang, beliau selalu memulai mengucapkan salam dan
berjabat tangan dengannya. Beliau tidak pernah mengizinkan siapa pun
berdiri (untuk menghormati)nya. Beliau selalu menghormati orang-orang
berilmu dan berakhlak mulia. Dibandingkan dengan yang lain, beliau
lebih bijaksana, sabar, adil, berani dan pengasih. Beliau selalu
menghormati orang-orang tua, menyayangi anak-anak kecil dan membantu
orang-orang yang terlantar. Sebisa mungkin, beliau tidak pernah makan
sendirian. Ketika beliau meninggal dunia, beliau tidak meninggalkan
sekeping Dinar dan Dirham pun.
Keberanian beliau sangat terkenal sehingga Imam Ali as pernah
berkata: “Ketika perang mulai memanas, kami berlindung kepada beliau.”
Rasa memaafkan beliau sangat besar. Ketika berhasil membebaskan
Makkah, beliau memegang pintu Ka’bah seraya bersabda (kepada musyrikin
Makkah): “Apa yang kalian katakan dan sangka sekarang?” Mereka
menjawab: “Kami mengatakan dan menyangka kebaikan (terhadapmu). Engkau
adalah seorang pemurah dan putra seorang pemurah. Engkau telah berhasil
berkuasa terhadap kami. Engkau pasti mampu melakukan apa yang kau
inginkan.” Mendengar pengakuan mereka ini, hati beliau tersentuh dan
menangis. Ketika penduduk Makkah melihat kejadian itu, mereka pun turut
menangis. Setelah itu beliau bersabda: “Aku mengatakan seperti apa
yang pernah dikatakan oleh saudaraku Yusuf bahwa ‘Tiada cercaan bagi
kalian pada hari ini. Allah akan mengampuni kalian, dan Ia adalah Lebih
Pengasih dari para pengasih’.” (QS. Yusuf: 92) Beliau memaafkan
seluruh kriminalitas dan kejahatan yang pernah mereka lakukan seraya
mengucapkan sabda beliau yang spektakuler: “Pergilah! Kalian bebas.”
Mukjizat Ilmiah
Dengan merujuk kepada buku-buku yang memuat sabda, pidato dan
nasihat-nasihat beliau secara panjang lebar, mukjizat ilmiah beliau ini
dapat dipahami dengan jelas.
Mukjizat Amaliah
Dapat diakui bahwa seluruh perilaku beliau dari sejak lahir hingga
wafat adalah sebuah mukjizat. Dengan sedikit merenungkan kondisi dan
karakteristik masyarakat Hijaz, khususnya masyarakat kala itu,
kemukjizatan seluruh perilaku beliau akan jelas bagi kita. Beliau bak
sebuah bunga yang tumbuh di ladang duri. Beliau tidak hanya tidak
terpengaruh oleh karakteristik duri-duri itu, bahkan beliau berhasil
merubahnya. Beliau tidak hanya terpengaruh oleh kondisi kehidupan
masyarakat kala itu, bahkan beliau berhasil mempengaruhi gaya hidup
mereka.
Dalam kurun waktu dua puluh tiga tahun, beliau telah berhasil
melakukan empat pekerjaan besar dan fundamental meskipun banyak aral
melintang dan problema yang melilit. Masing-masing pekerjaan itu dalam
kondisi normal semestinya memerlukan usaha bertahun-tahun untuk dapat
tegak berdiri sepanjang masa. Keempat pekerjaan besar itu adalah
sebagai berikut:
Pertama, berbeda dengan agama-agama yang sedang berlaku pada masa
beliau, beliau mendirikan sebuah agama baru yang bersifat Ilahi. Beliau
telah berhasil menciptakan banyak orang beriman kepada agama tersebut
sehingga sampai sekarang pun pengaruh spiritual beliau masih kuat
tertanam di dalam lubuk hati ratusan juta pengikutnya. Menjadikan
seseorang taat adalah sebuah pekerjaan yang mudah. Akan tetapi,
menundukkan hati masyarakat, itu pun sebuah masyarakat fanatis dan
bodoh tanpa syarat dan menjadikan mereka taat dari lubuk hati bukanlah
sebuah pekerjaan yang mudah.
Kedua, dari kabilah-kabilah berpecah-belah yang selalu saling
bermusuhan dan memiliki hobi berperang, beliau berhasil sebuah umat
yang satu dan menjalin persaudaraan, persamaan, kebebasan dan kesatun
kalimat dalam arti yang sebenarnya di antara mereka. Setelah beberapa
tahun berlalu, beliau berhasil membentuk sebuah umat yang bernama umat
Muhammad saw. Hingga sekarang umat ini masih eksis dan terus bertambah.
Ketiga, di tengah-tengah kabilah yang berpecah-belah, masing-masing
memiliki seorang pemimpin, biasa melakukan pekerjaan secara tersendiri
dan tidak pernah memiliki sebuah pemerintahan yang terpusat itu, beliau
berhasil membentuk sebuah pemerintahan yang berlandaskan kepada
kebebasan dan kemerdekaan yang sempurna. Dari sisi kekuatan dan
kemampuan, pemerintahan ini pernah menjadi satu-satunya pemerintahan
mutlak di dunia setelah satu abad berlalu.
Beliau pernah menulis enam surat dalam satu hari kepada para raja
penguasa masa itu dan mengajak mereka untuk memeluk Islam, raja-raja
yang menganggap diri mereka berada di puncak kekuatan dan meremehkan
kaum Arab.
Ketika surat beliau sampai ke tangan raja Iran dan melihat nama
beliau disebutkan di atas namanya, ia marah seraya memerintahkan para
suruhannya untuk pergi ke Madinah dan membawa Muhammad ke hadapannya.
Ya! Para raja itu berpikir bahwa bangsa Arab adalah sebuah bangsa
yang tidak akan menunjukkan reaksi apa pun di hadapan pasukan kecil
seperti bala tentara Habasyah. Bahkan, mereka akan lari
tunggang-langgang meninggalkan Makkah dan kehidupan mereka, serta
berlindung ke gunung-gunung. Mereka tidak dapat memahami bahwa bangsa
Arab telah memiliki seorang pemimpin Ilahi dan mereka bukanlah bangsa
Arab yang dulu lagi.
Keempat, dalam kurun waktu dua puluh tiga tahun, beliau telah
menetapkan dan menunjukkan sederetan undang-undang yang mencakup
seluruh kebutuhan umat manusia. Undang-undang ini akan tetap kekal
hingga hari Kiamat, dan mempraktikkannya dapat mendatangkan kebahagiaan
umat manusia. Undang-undang ini tidak akan pernah layu. “Kehalalan
Muhammad adalah halal selamanya hingga hari Kiamat dan keharamannya
adalah haram selamanya hingga hari Kiamat.”[1] Undang-undang ini akan
selamanya hidup kekal. Di hauzah-hauzah ilmiah selalu dibahas dan
didiskusikan oleh para fuqaha besar dalam sebuah obyek pembahasan
fiqih, Furu’uddin dan kewajiban amaliah.
Mukjizat Ma’nawiyah
Mukjizat abadi beliau adalah al-Quran yang telah turun kepada beliau
dalam kurun waktu dua puluh tiga tahun, dan dari sejak saat itu hingga
sekarang selalu mendapatkan perhatian dan penelaahan dari berbagai
segi oleh seluruh masyarakat dunia. Kitab ini berhasil membangkitkan
rasa heran para ilmuan dan sepanjang masa masih memiliki kekokohan dan
kedudukannya yang mulia. Kitab ini terselamatkan dari segala bentuk
tahrif, pengurangan dan penambahan. Ratusan tafsir dan buku tentang
hakikat arti dan kosa katanya telah ditulis. Allah telah menjamin
keterjagaannya dalam firman-Nya:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَ إِنَّا لَهُ لَحَافِظُوْنَ
“Kami-lah yang telah menurunkan al-Quran ini dan Kami pulalah yang akan menjaganya.”[2]
Mukjizat Keturunan
Salah satu mukjizat beliau yang lain adalah keturunan suci beliau
yang terjaga dari dosa. Hanya kedudukan tinggi kenabianlah yang mampu
menghaturkan putri-putri dan para imam ma’shum seperti ini kepada
masyarakat. Seseorang yang sadar dengan memperhatikan ilmu, kehidupan,
ucapan dan perilaku Ahlubait as akan mengakui bahwa setiap dari mereka,
sebagaimana al-Quran, adalah dalil tersendiri atas kenabian Rasulullah
saw. Seandainya tidak ada dalil lain untuk membuktikan kenabian
Rasulullah saw kecuali keberadaan keturunan semacam itu, hal itu sudah
mencukupi dan hujjah sudah sempurna. Pembahasan panjang-lebar tentang
masalah ini tidak relevan untuk kesempatan pendek ini.
KARAKTER DAN KEUTAMAAN RASULLULLAH SAW
Salah satu karekter rasulullah saw yang paling menonjol adalah
kemenangan tidak menjaga kan dia bangga hal ini bisa kita lihat
diperang badar dan pembebasan kita makkah(fathu makkah) dan kekalahan
tidak membuat dia putus asa dapat kita lihat pristiwa perang uhud
bahkan dengan cekatan is mempersiapkan pasukan baru untuk menghadapi
hamru”ul asad dan pengingkari perjanjian yang dilakukan kaum yahudi
bani quraizah ,dan kewaspadaan beliau,selalu mengedek kekuatan musuh
dengan teliti dan mempersiapkan segalanya.
Dia memperlakukan kaum dan pengikutnya dengan tujuan mempererat
silaturrahmi dan selalu menamamkan rasa percaya diri dalam mereka is
selalu mengasihi anak anak kecil dan mengayomi mereka.berbuat baik
dengan fakir miskin dan terhadap hewan dia selalu menanamkan rasa kasih
sayang dan melarang untuk menyakiti binatang
Salah satu contoh rasa prikemanusian rasul saw adalah ketika mengutus
pasukan untuk berperang dengan musuh dia selalu berpesan tidak boleh
menyerang kaum sipil,dia lebih memilih damai terhadap musuh dari pada
berperang ketika berperang dia berpesan tidak boleh membunuh lanjut
usia anak kecil perempuan dan mengniaya musuh yang sudah tidak berdaya
Ketika kaum quraisi minta suaka politik kepadanya ia tidak
memberlakukan baikot ekonomi bahkan ia menyepakati import gandum dari
yaman
Ia juga menyerukan realisasikan sebuah perdamaian dunia dan melarang peperanga kecuali hal yang darurat
USAHA RASUL SAW DALAM MEMBENTUK MASYARAKAT & BERPRIKEMANUSIAN
Kedatangan rasul adalah sebuah rahmat bagi manusia semuanya is tidak
pernah membedakan seseorang pun baik itu kulit putih atau kulit hitam
dan dari suku bangsa mana,karma semua manusia itu makan dari rizki
allah yang diberikan allah
Rasul saw mengajak manusia untuk
1:meningkatkan harkat martabat manusia ia bersabda semua manusia berasil dari adam dan ia berasal dari tanah
2: mengajak damai sebelum perang
3: memaafkan sebelom membalas
4: mempermudah seseorang sebelom membalas perbuatan
dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa peperangan yang
dilaksanakan bertujuan untuk merealisasikan tujuan tujuan insani yang
agung dan menuju kepada tatanan masyarakat yang berprikemanusian
ia telah membuktikan bahwa dirinya adalah sebuah rahmat bagi manusia
dan alam semesta peristiwa itu bisa dilihat dari pembebasan kota
makkah dangan segala kemenangan yang telah digapai saat itu ia tetap
berbuat baik dengan musuh dan enggan untuk membalas dendam padahal ia
dapat melaksanakan ia pernah memaafkan mereka dengan sabda”pergilah
kalian karma kalian sekarang sudah bebas pada waktu perang dzatur riqa
dia berasil menangkap pemimpin gauts bin al harits yang berusaha
beberapa kali membunuh beliau akan tetapi tetap dimaafkan
rasul memperlakukan tawanan perang dengan baik ,ia telah membebaskan
seorang tawanan perang dengan tangan dia sendiri disaat ia mendengar
keluhan rasa sakit tangannya diikat.
RASUL SEBAGAI PANGLIMA PERANG
Kita bisa lihat keberasilan beliau dalam memenangkan peperangan dan
menciptakan perdamaian dan mengujudkan manusia yang berakhlak dan
memimpin pasukan dengan gagah berani
TATA KRAMA BERGAUL
Beliau tidak pernah sombong dalam pergaulan selalu tersenyum berbuat
baik sesama manusia selalu menjenguk orang sakit tidak pernah memotong
pembicaraan lawan tidak pernah mengangap dirinya mulia dari teman yang
diajak bicara
semoga kita dapat meneladani kehidupan Rasulullah SAW. aamiin ya Rabb
Pengetahuan Bermakna :::
selamat datang di blog pengetahuan bermakna by MUID RIADI
2013-09-21
2013-06-06
MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK
Model Pembelajaran Terbalik
oleh :
Muid Riadi-FKIP Universitas Asahan
Dalam
dunia pendidikan, Suatu strategi pengajaran dan pembelajaran tentu sangat
dibutuhkan oleh orang – orang yang termasuk dalam sistem pengajaran dan
pembelajaran. Strategi pengajaran dan pembelajaran inilah yang nantinya di
gunakan untuk mempermudah proses belajar bagi para siswa. Dalam makalah ini,
kami akan menjelaskan mengenai Pengajaran Terbalik atau yang sering di sebut
Reciprocal Teaching.
Metode
pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) merupakan suatu metode yang
memandirikan siswa untuk belajar dengan menerapkan empat strategi, yaitu
menyimpulkan bahan ajar, menyusun pertanyaan, menyelesaikan soal-soal, dan
menjelaskan kembali pengetahuan yang diperolehnya. pembelajaran terbalik merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki
manfaat agar tujuan pembelajaran tercapai melalui kegiatan belajar mandiri
sehingga peserta didik mampu menjelaskan temuannya kepada pihak lain serta
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar mandiri.
Untuk
memahami isi sebuah buku materi, siswa harus membaca,dan membaca identik dengan
belajar. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.( R.Gagne dalam
Slamet,1995:13 ). Sehingga dengan keterampilan yang dimilikinya siswa mampu
memahami isi buku dan mampu mengatasi kesulitannya. Salah satu model
pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam memahami isi suatu
buku adalah model pembelajaran terbalik ( Reciprocal Teaching).
Model
Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching)
1. Karakteristik Pembelajaran Terbalik
(Reciprocal Teaching)
Ada
banyak model pembelajaran yang memberikan kesempatan siswa untuk aktif belajar mandiri
dan mengembangkan kemampuan komunikasi matematiknya, salah satunya adalah model
pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching). Menurut Palincsar dan Brown
seperti yang dikutip oleh Slavin (dalam Ibrahim, 2007) bahwa strategi
pembelajaran terbalik adalah pendekatan konstruktivis yang didasarkan pada
prinsip-prinsip membuat pertanyaan, mengajarakan keterampilan kognitif melalui
pengajaran dan pemodelan oleh guru untuk meningkatkan keterampilan membaca pada
siswa berkemampuan rendah.
Menurut Ibrahim
(2007) pembelajaran terbalik adalah strategi belajar melalui kegiatan
mengajarkan teman. Pada strategi ini siswa berperan sebagai guru menggantikan
peran guru untuk mengajarkan teman-temannya. Sementara itu guru lebih berperan
sebagai model yang menjadi contoh, fasilitator yang memberi kemudahan dan
pembimbing yang melakukan scaffolding. Scaffolding adalah bimbingan yang
diberikan oleh orang yang lebih tahu kepada orang yang kurang atau belum tahu.Sedangkan
menurut Nur dan Wikandari (dalam
Trianto, 2007), pembelajaran terbalik adalah pendekatan konstruktivis yang
berdasar pada prinsip-prinsip pembuatan/pengajuan pertanyaan.
Pembelajaran
terbalik (reciprocal teaching) merupakan prosedur pengajaran yang digunakan
brown dan Palinscar untuk mengembangkan pemantauan kognitif; pelajar diminta
secara bergantian memimpin kelompok belajar dalam menggunakan strategi untuk
memahami dan mengingat suatu bacaan. Cara pengajaran ini menuntut sekelompok
kecil pelajar, sering kali dengan pimpinan orang dewasa, secara aktif mendiskusikan
bacaan pendek dengan tujuan membuat ringkasan, mengajukan pertanyaan untuk
meningkatkan pemahaman, mengeluarkan pertanyaan untuk memperjelas gagasan atau
kata-kata yang sulit atau membingungkan, dan memperkirakan hal yang akan
terajdi selanjutnya.
Ann Brown (1982)
dan Anne Marie Palinscar (1984) mengemukakan bahwa dengan pengajaran terbalik
guru mengajarkan siswa keterampilan-keterampilan kognitif penting dengan
menciptakan pengalaman belajar, melalui pemodelan prilaku tertentu dan kemudian
membantu siswa mengembangkan keterampilan tersebut atas usaha mereka sendiri
dengan pemberian semangat, dukungan dan suatu sistem scaffolding.
Karakteristik
dari pembelajaran terbalik menurut Palinscar dan Brown (2008) adalah:
“Reciprocal
teaching refers to an instructional activity that takes place in the form of a
dialogue between teachers and students regarding segments of text. The dialogue
is structured by the use of four strategies: summarizing, question generating,
clarifying, and predicting. The teacher and students take turns assuming the
role of teacher in leading this dialogue.”
Bila
diterjemahkan berarti bahwa karakteristik dari pembelajaran terbalik adalah:
(1) Dialog antar
siswa dan guru, dimana masing-masing mendapat giliran untuk memimpin diskusi,
(2) “Reciprocal”
artinya suatu interaksi dimana seseorang bertindak untuk merespon yang lain,
(3) Dialog yang
terstruktur dengan menggunakan empat strategi, yaitu: merangkum, membuat
pertanyaan dan jawaban, mengklarifikasi (menjelaskan kembali), dan memprediksi.
Masing-masing strategi tersebut dapat membantu siswa membangun pemahaman
terhadap apa yang sedang dipelajarinya.
Pembelajaran
terbalik mengutamakan peran aktif siswa dalam pembelajaran untuk membangun
pemahamannya dan mengembangkan kemampuan komunikasi matematiknya secara
mandiri. Prinsip tersebut sejalan dengan prinsip dasar konstruktivisme yang
beranggapan bahwa pengetahuan itu merupakan konstruksi (bentukan) dari kita
yang mengetahui sesuatu. Pengetahuan itu bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan,
melainkan suatu perumusan yang diciptakan orang yang sedang mempelajarinya.
Dengan
demikian, proses pembelajaran merupakan suatu proses aktif siswa yang sedang
belajar untuk membangun pengetahuannya sendiri, sedangkan guru berperan
menyediakan suasana/kondisi belajar yang mendukung proses konstruksi
pengetahuan pada diri siswa. Konstruktivis Cobb (Palinscar & Brown, 2008)
mengemukakan bahwa konstruktivisme berfokus pada proses dimana siswa secara
individu/mandiri aktif mengkonstruksi realitas matematika mereka sendiri.
Melalui
pengajaran terbalik siswa diajarkan empat strategi pamahaman pengaturan diri
spesifik yaitu perangkuman, pengajuan pertanyaan, pengklarifikasian (menjelaskan
kembali) dan prediksi.Adapun tujuan dari setiap strategi-strategi yang dipilih
adalah sebagai berikut:
1.
Membuat
rangkuman
Strategi
merangkum ini bertujuan untuk menentukan intisari dari teks bacaan, memberikan
kesempatan untuk mengidentifikasi dan mengintegrasikan informasi yang paling
penting dalam teks.
2.
Membuat
pertanyaan dan jawaban
Strategi
bertanya ini digunakan untuk memonitor dan mengevalusi sejauhmana pemahaman
pembaca terhadap bahan bacaan. Pembaca dalam hal ini siswa mengajukan
pertanyaan-pertanyaan pada dirinya sendiri atau dalam bentuk self-test untuk memastikan
bahwa mereka dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka dengan
baik, teknik ini seperti sebuah proses metakognitif.
3.
Memprediksi
Pada
tahap ini pembaca diajak untuk melibatkan pengetahuan yang sudah diperolehnya
dahulu untuk digabungkan dengan informasi yang diperoleh dari teks yang dibaca
untuk kemudian digunakan dalam mengimajinasikan kemungkinan yang akan terjadi
berdasar atas gabungan informasi yang sudah dimilikinya. Setidaknya siswa
diharapkan dapat membuat dugaan tentang topik dari paragraf selanjutnya.
4.
Menjelaskan
kembali
Strategi
menjelaskan kembali merupakan kegiatan yang penting terutama ketika belajar
dengan siswa yang memiliki sejarah kesulitan yang berbeda. Strategi ini
memberikan penekanan kepada siswa untuk menjadi guru dihadapan teman-temannya
(siswa guru).
Adapun
penjelasan untuk masing-masing strategi adalah sebagai berikut:
a. Klarifikasi
Dalam
suatu aktifitas membaca mungkin saja seorang siswa menganggap pengucapan kata
yang benar adalah hal yang terpenting walaupun mereka tidak memahami makna dari
kata-kata yang diucapkan tersebut. Siswa diminta untuk mencerna makna dari
kata-kata atau kalimat-kalimat yang tidak familier, apakah meraka dapat
memaknai maksud dari suatu paragraf. Secara teknis hal ini dapat dilakukan
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti;
“Apa maksud dari
kalimat tersebut?”
“Kata apa yang
dapat menggantikan kata tersebut?”
“Kata atau
konsep apa yang perlu diklarifikasi dari paragraph ini?”
b. Membuat prediksi
Pada
tahap ini pembaca diajak untuk melibatkan pengetahuan yang sudah diperolehnya
dahulu untuk digabungkan dengan informasi yang diperoleh dari teks yang dibaca
untuk kemudian digunakan dalam mengimajinasikan kemungkinan yang akan terjadi
berdasar atas gabungan informasi yang sudah dimilikinya. Setidaknya siswa
diharapkan dapat membuat dugaan tentang topic dari paragraph selanjutnya.
Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan secara teknis adalah sebagai berikut;
“dari judul dan
ilustrasi gambar yang ada dapatkah kau menerka apa topik tulisan ini?”
“Coba pikirkan
dari apa yang sudah kita baca dan diskusikan kira-kira apa yang akan terjadi
nanti?”
c. Bertanya
Strategi
bertanya ini digunakan untuk memonitor dan mengevalusi sejauhmana pemahaman
pembaca terhadap bahan bacaan. Pembaca dalam hal ini siswa mengajukan
pertanyaan-pertanyaan pada dirinya sendiri, teknik ini seperti sebuah proses
metakognitif. Bentuk-bentuk pertanyaan yang diajukan dapat beragam, berikut
beberapa contohnya:
“Apa yang kamu
pikirkan ketika kamu membaca teks tersebut?”
“Pertanyaan apa
saja yang dapat kamu ajukan setelah kamu membaca teks tersebut?”
“Topik apa yang
membuatmu tertarik untuk membaca teks ini?”
d. Membuat Rangkuman
Dalam
membuat rangkuman dibutuhkan kemampuan untuk dapat membedakan hal-hal yang
penting dan hal-hal yang tidak penting. Menentukan intisari dari teks bacaan
tersebut. beberapa pertanyaan-pertanyaan umum yang dapat diajukan antara lain;
“Apa yang
penulis ingin sampaikan melalui teks tersebut?”
“Apa informasi
paling penting dari bacaan ini?”
“Dapatkah saya
menggunakan bahasa saya sendiri untuk mengutarakan kembali isi dari tulisan
ini?”
Pada
dasarnya pembelajaran resiprokal menekakan pada siswa untuk bekerja dalam suatu
kelompok yang dibentuk sedemikian hingga agar setiap anggotanya dapat berkomunikasi
dengan nyaman dalam menyampaikan pendapat ataupun bertanya dalam rangka
bertukar pengalaman keberhasilan belajar satu dengan lainnya. Salah satu dasar
dari pembelajaran resiprokal ini adalah teori Vygotsky yaitu dialog dalam suatu
interaksi social sebagai dasar pokok dalam proses pembentukan pengetahuan.
Menurut beliau berpikir keras dan mendiskusikan hasil pemikirannya dapat
membantu proses klarifikasi dan revisi dalam berpikir pada saat belajar.
Singkatnya,
setiap strategi yang dipilih adalah sebagai sarana untuk membantu siswa dalam
membangun makna dari teks juga sebagai alat pemantauan mereka membaca untuk
memastikan bahwa mereka sebenarnya memahami apa yang dibaca. Masing-masing dari
strategi pembelajaran terbalik ini akan membantu siswa membantu membangun
pengertian terhadap materi yang sedang mereka pelajari secara mandiri.
Selanjutnya
menurut Mohamad Nur (2000) untuk mempelajari strategi-strategi ini, guru dan
siswa membaca bacaan yang ditugaskan dalam kelompok-kelompok kecil, dan guru
memodelkan empat keterampilan tersebut-merangkum bacaan tersebut, mengajukan
satu atau dua pertanyaan, mengklarifikasi poin-poin yang sulit dan berat, dan
meramalkan apa yang akan ditulis pada bagian tulisan berikutnya. Pada saat
pelajaran berjalan, situasinya terbalik, yaitu siswa mengambil giliran
melaksanakan peran guru dan bertindak sebagai pemimpin diskusi untuk kelompok
tersebut. Sementara salah seorang siswa berperan sebagai guru, guru memberikan
dukungan, umpan balik, dan semangat ketika siswa-siswa belajar
strategi-strategi tersebut dan membantu mereka saling mengajar satu sama lain.
Salah
satu cara yang dapat ditempuh guru untuk mengoptimalkan model pembelajaran
terbalik khususnya pada kelas besar dengan mengelompokkan siswa dalam
kelompok-kelompok kecil. Suasana belajar dalam kelompok dapat membantu siswa
untuk saling memberikan umpan balik diantara anggota kelompok. Selain itu,
belajar berkelompok merupakan aspek penting dalam proses mengkonstruksi
pengetahuan karena dapat membuka peluang untuk terjadinya tukar pendapat,
mempertahankan argumentasi, negosiasi antar siswa atau kelompok, sehingga
memancing siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Seperti menurut
Wingkel (1999) bahwa keuntungan dari bekerja atau belajar dalam kelompok adalah:
a.
Mengolah
materi pelajaran secara lebih mendalam dan menerapkan hasil belajar, yang telah
diperoleh dengan bekerja atau belajar secara individual pada problem atau soal
yang baru.
b.
Memenuhi
kebutuhan siswa untuk merasa senang dalam belajar dan termotivasi dalam belajar.
c.
Memperoleh
kemampuan untuk bekerjasama (social skills).
Oleh
karena itu, dalam model pembelajaran terbalik siswa melakukan empat strategi
penting yaitu merangkum, membuat pertanyaan dan jawaban, memprediksikan dan
menjelaskan kembali. Peran guru dalam pembelajaran ini lebih sebagai motivator,
fasilitator dan moderator bagi siswa. Untuk mengoptimalkan peran tersebut guru
dapat menerapkan pendekatan scaffolding dalam pembelajaran. Scaffolding berarti
pemberian sejumlah bantuan kepada siswa pada awal belajar dan mengurangi
bantuan tersebut serta membiarkan siswa untuk mengambil alih tanggung jawab
sendiri pada saat mereka dianggap mampu.
2. Tahapan Kegiatan Pembelajaran
Terbalik (Reciprocal Teaching)
Pada awal
penerapan Pengajaran Terbalik guru memberitahukan akan memperkenalkan suatu
pendekatan/strategi belajar, menjelaskan tujuan, manfaat dan prosedurnya.
Menurut Nur dan Wikandari (dalam Trianto, 2007) dalam mengawali pemodelan
dilakukan dengan cara membaca satu paragraf suatu bacaan. Kemudian menjelaskan
dan mengajarkan bahwa pada saat atau selesai membaca terdapat kegiatan-kegiatan
yang harus dilakukan yaitu:
a.
Memikirkan
pertanyaan-pertanyaan penting yang dapat diajukan dari apa yang telah dibaca
dan memastikan bisa menjawabnya.
b.
Membuat
ikhtisar/rangkuman tentang informasi terpenting dari wacana.
c.
Memprediksi/meramalkan
apa yang mungkin akan dibahas selanjutnya; dan
Mencatat apabila
ada hal-hal yang kurang jelas atau tidak masuk akal dari suatu bagian,
selanjutnya memeriksa apakah kita bisa berhasil membuat hal-hal itu masuk akal.
Setelah siswa
memahami keterampilan-keterampilan diatas, guru akan menunjuk seorang siswa
untuk menggantikan perannya dalam kelompok tersebut. Mula-mula ditunjuk siswa
yang memiliki kemampuan memimpin diskusi, selanjutnya secara bergilir setiap
siswa merasakan/melakukan peran sebagai guru.
Langkah-langkah pembelajaran terbalik menurut
Palinscar (1986) adalah sebagai berikut:
·
Pada
tahapan awal pembelajaran, guru bertanggung jawab untuk memimpin tanya jawab
dan melaksanakan keempat strategi pembelajaran terbalik yaitu merangkum,
menyusun pertanyaan, menjelaskan kembali, dan memprediksi.
·
Guru
memperagakan bagaimana cara merangkum, menyusun pertanyaan, menjelaskan
kembali, dan memprediksi setelah selesai membaca.
·
Selama
membimbing siswa melakukan latihan menggunakan strategi pembelajaran terbalik,
guru membantu siswa dalam menyelesaikan apa yang diminta dari tugas yang
diberikan berdasarkan tingkat kepandaian siswa.
·
Selanjutnya,
siswa belajar untuk memimpin tanya jawab dengan atau tanpa adanya guru.
·
Guru
bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan penilaian berkenaan dengan
penampilan siswa dan mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam tanya jawab ke
tingkat yang lebih tinggi.
Adapun tahapan-tahapan pembelajaran terbalik (reciprocal
teaching) :
1) Tahap Pertama
Guru
mempersiapkan bahan ajar (LKS) yang akan dipergunakan pada pertemuan pertama
dan berikutnya. LKS tersebut memuat tugas-tugas menyimpulkan (merangkum),
menyusun pertanyaan dan menyelesaikannya, dan memprediksi suatu permasalahan.
Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelaompok-kelompok kecil sekitar 6-7
orang siswa.
2) Tahap Kedua
Guru membagikan
LKS yang akan dipergunakan pada pertemuan tersebut, kemudian siswa membaca
bahan ajar lain (buku paket) yang mereka miliki sebagai penunjang untuk
mengerjakan LKS. Selesai membaca, siswa ditugaskan mengerjakan LKS dengan cara
berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Guru memperagakan peran sebagai siswa
guru dengan menjelaskan hasil kesimpulan, menyampaikan pertanyaan untuk dibahas
bersama, dan menyampaikan hasil prediksi dari masalah atau materi yang sedang
dibahas. Pertemuan selanjutnya yang menjadi siswa guru adalah salah seorang
siswa dalam kelas tersebut yang dipilih secara acak, sehingga seluruh siswa
dalam kelas tersebut harus siap.
3) Tahap Ketiga
Sebagaimana
pertemuan sebelumnya, guru membagikan LKS dan siswa mengerjakan secara diskusi
kelompok. Dipilih seorang siswa untuk menjadi siswa guru yang berperan aktif
bersama teman-temannya membahas LKS. Dalam hal ini guru sebagai pengarah jika
proses pembelajaran terhambat jalannya.
Pembelajaran
terbalik juga memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada siswa untuk
menggunakan kemampuan komunikasi matematiknya secara mandiri, karena siswa
dibiasakan untuk mampu membuat kesimpulan dari suatu konsep dan menjelaskan
kembali pengetahuan yang telah diperolehnya kepada teman-temannya. Kemampuan
komunikasi matematik siswa juga akan tampak ketika siswa berusaha menyusun
pertanyaan-pertanyaan untuk diajukan kepada siswa yang lainnya dan membahasnya
bersama, serta membuat prediksi permasalahan-permasalahan baru dari konsep yang
telah dipelajarinya. Semakin pandai siswa menggunakan strategi tersebut,
kemampuan komunikasi matematik siswa pun dapat ditingkatkan.
KESIMPULAN
Ø Pembelajaran
terbalik adalah strategi belajar melalui kegiatan mengajarkan teman. Pada
strategi ini siswa berperan sebagai guru menggantikan peran guru untuk
mengajarkan teman-temannya. Sementara itu guru lebih berperan sebagai model
yang menjadi contoh, fasilitator yang memberi kemudahan dan pembimbing yang
melakukan scaffolding. Scaffolding adalah bimbingan yang diberikan oleh orang
yang lebih tahu kepada orang yang kurang atau belum tahu.
Ø Pembelajaran
terbalik mengutamakan peran aktif siswa dalam pembelajaran untuk membangun
pemahamannya dan mengembangkan kemampuan komunikasi matematiknya secara
mandiri. Prinsip tersebut sejalan dengan prinsip dasar konstruktivisme yang
beranggapan bahwa pengetahuan itu merupakan konstruksi (bentukan) dari kita
yang mengetahui sesuatu. Pengetahuan itu bukanlah suatu fakta yang tinggal
ditemukan, melainkan suatu perumusan yang diciptakan orang yang sedang
mempelajarinya.
Ø Pada awal
penerapan Pengajaran Terbalik guru memberitahukan akan memperkenalkan suatu
pendekatan/strategi belajar, menjelaskan tujuan, manfaat dan prosedurnya
Ø Melalui
pengajaran terbalik siswa diajarkan empat strategi pamahaman pengaturan diri
spesifik yaitu perangkuman, pengajuan pertanyaan, pengklarifikasian
(menjelaskan kembali) dan prediksi
DAFTAR
BACAAN
v
Trianto, 2009.mendesain model pembelajaran inovatif-progresif, Surabaya : kencana
prenada group
v
Dimyati-Mudjiono.2006. belajar dan pembelajaran, Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
v
Stone, Randi. 2009. Cara-Cara terbaik mengajarkan matematika,
Jakarta : PT.Indeks
v
Ramdhani miftah, http://ramdhanimiftah.wordpress.com/2009/07/08/reciprocal-teaching-and-mathematic-communication/. 2009. Reciprocal Teaching and Mathematical Communication
v
http://lawangsains.blogspot.com/2011/04/pengajaran-terbalik-reciprocal-teaching.html.
2011. Pengajaran
terbalik
Model Pembelajaran Terbalik
oleh :
Muid Riadi-FKIP Universitas Asahan
Dalam
dunia pendidikan, Suatu strategi pengajaran dan pembelajaran tentu sangat
dibutuhkan oleh orang – orang yang termasuk dalam sistem pengajaran dan
pembelajaran. Strategi pengajaran dan pembelajaran inilah yang nantinya di
gunakan untuk mempermudah proses belajar bagi para siswa. Dalam makalah ini,
kami akan menjelaskan mengenai Pengajaran Terbalik atau yang sering di sebut
Reciprocal Teaching.
Metode
pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) merupakan suatu metode yang
memandirikan siswa untuk belajar dengan menerapkan empat strategi, yaitu
menyimpulkan bahan ajar, menyusun pertanyaan, menyelesaikan soal-soal, dan
menjelaskan kembali pengetahuan yang diperolehnya. pembelajaran terbalik merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki
manfaat agar tujuan pembelajaran tercapai melalui kegiatan belajar mandiri
sehingga peserta didik mampu menjelaskan temuannya kepada pihak lain serta
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar mandiri.
Untuk
memahami isi sebuah buku materi, siswa harus membaca,dan membaca identik dengan
belajar. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.( R.Gagne dalam
Slamet,1995:13 ). Sehingga dengan keterampilan yang dimilikinya siswa mampu
memahami isi buku dan mampu mengatasi kesulitannya. Salah satu model
pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam memahami isi suatu
buku adalah model pembelajaran terbalik ( Reciprocal Teaching).
Model
Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching)
1. Karakteristik Pembelajaran Terbalik
(Reciprocal Teaching)
Ada
banyak model pembelajaran yang memberikan kesempatan siswa untuk aktif belajar mandiri
dan mengembangkan kemampuan komunikasi matematiknya, salah satunya adalah model
pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching). Menurut Palincsar dan Brown
seperti yang dikutip oleh Slavin (dalam Ibrahim, 2007) bahwa strategi
pembelajaran terbalik adalah pendekatan konstruktivis yang didasarkan pada
prinsip-prinsip membuat pertanyaan, mengajarakan keterampilan kognitif melalui
pengajaran dan pemodelan oleh guru untuk meningkatkan keterampilan membaca pada
siswa berkemampuan rendah.
Menurut Ibrahim
(2007) pembelajaran terbalik adalah strategi belajar melalui kegiatan
mengajarkan teman. Pada strategi ini siswa berperan sebagai guru menggantikan
peran guru untuk mengajarkan teman-temannya. Sementara itu guru lebih berperan
sebagai model yang menjadi contoh, fasilitator yang memberi kemudahan dan
pembimbing yang melakukan scaffolding. Scaffolding adalah bimbingan yang
diberikan oleh orang yang lebih tahu kepada orang yang kurang atau belum tahu.Sedangkan
menurut Nur dan Wikandari (dalam
Trianto, 2007), pembelajaran terbalik adalah pendekatan konstruktivis yang
berdasar pada prinsip-prinsip pembuatan/pengajuan pertanyaan.
Pembelajaran
terbalik (reciprocal teaching) merupakan prosedur pengajaran yang digunakan
brown dan Palinscar untuk mengembangkan pemantauan kognitif; pelajar diminta
secara bergantian memimpin kelompok belajar dalam menggunakan strategi untuk
memahami dan mengingat suatu bacaan. Cara pengajaran ini menuntut sekelompok
kecil pelajar, sering kali dengan pimpinan orang dewasa, secara aktif mendiskusikan
bacaan pendek dengan tujuan membuat ringkasan, mengajukan pertanyaan untuk
meningkatkan pemahaman, mengeluarkan pertanyaan untuk memperjelas gagasan atau
kata-kata yang sulit atau membingungkan, dan memperkirakan hal yang akan
terajdi selanjutnya.
Ann Brown (1982)
dan Anne Marie Palinscar (1984) mengemukakan bahwa dengan pengajaran terbalik
guru mengajarkan siswa keterampilan-keterampilan kognitif penting dengan
menciptakan pengalaman belajar, melalui pemodelan prilaku tertentu dan kemudian
membantu siswa mengembangkan keterampilan tersebut atas usaha mereka sendiri
dengan pemberian semangat, dukungan dan suatu sistem scaffolding.
Karakteristik
dari pembelajaran terbalik menurut Palinscar dan Brown (2008) adalah:
“Reciprocal
teaching refers to an instructional activity that takes place in the form of a
dialogue between teachers and students regarding segments of text. The dialogue
is structured by the use of four strategies: summarizing, question generating,
clarifying, and predicting. The teacher and students take turns assuming the
role of teacher in leading this dialogue.”
Bila
diterjemahkan berarti bahwa karakteristik dari pembelajaran terbalik adalah:
(1) Dialog antar
siswa dan guru, dimana masing-masing mendapat giliran untuk memimpin diskusi,
(2) “Reciprocal”
artinya suatu interaksi dimana seseorang bertindak untuk merespon yang lain,
(3) Dialog yang
terstruktur dengan menggunakan empat strategi, yaitu: merangkum, membuat
pertanyaan dan jawaban, mengklarifikasi (menjelaskan kembali), dan memprediksi.
Masing-masing strategi tersebut dapat membantu siswa membangun pemahaman
terhadap apa yang sedang dipelajarinya.
Pembelajaran
terbalik mengutamakan peran aktif siswa dalam pembelajaran untuk membangun
pemahamannya dan mengembangkan kemampuan komunikasi matematiknya secara
mandiri. Prinsip tersebut sejalan dengan prinsip dasar konstruktivisme yang
beranggapan bahwa pengetahuan itu merupakan konstruksi (bentukan) dari kita
yang mengetahui sesuatu. Pengetahuan itu bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan,
melainkan suatu perumusan yang diciptakan orang yang sedang mempelajarinya.
Dengan
demikian, proses pembelajaran merupakan suatu proses aktif siswa yang sedang
belajar untuk membangun pengetahuannya sendiri, sedangkan guru berperan
menyediakan suasana/kondisi belajar yang mendukung proses konstruksi
pengetahuan pada diri siswa. Konstruktivis Cobb (Palinscar & Brown, 2008)
mengemukakan bahwa konstruktivisme berfokus pada proses dimana siswa secara
individu/mandiri aktif mengkonstruksi realitas matematika mereka sendiri.
Melalui
pengajaran terbalik siswa diajarkan empat strategi pamahaman pengaturan diri
spesifik yaitu perangkuman, pengajuan pertanyaan, pengklarifikasian (menjelaskan
kembali) dan prediksi.Adapun tujuan dari setiap strategi-strategi yang dipilih
adalah sebagai berikut:
1.
Membuat
rangkuman
Strategi
merangkum ini bertujuan untuk menentukan intisari dari teks bacaan, memberikan
kesempatan untuk mengidentifikasi dan mengintegrasikan informasi yang paling
penting dalam teks.
2.
Membuat
pertanyaan dan jawaban
Strategi
bertanya ini digunakan untuk memonitor dan mengevalusi sejauhmana pemahaman
pembaca terhadap bahan bacaan. Pembaca dalam hal ini siswa mengajukan
pertanyaan-pertanyaan pada dirinya sendiri atau dalam bentuk self-test untuk memastikan
bahwa mereka dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka dengan
baik, teknik ini seperti sebuah proses metakognitif.
3.
Memprediksi
Pada
tahap ini pembaca diajak untuk melibatkan pengetahuan yang sudah diperolehnya
dahulu untuk digabungkan dengan informasi yang diperoleh dari teks yang dibaca
untuk kemudian digunakan dalam mengimajinasikan kemungkinan yang akan terjadi
berdasar atas gabungan informasi yang sudah dimilikinya. Setidaknya siswa
diharapkan dapat membuat dugaan tentang topik dari paragraf selanjutnya.
4.
Menjelaskan
kembali
Strategi
menjelaskan kembali merupakan kegiatan yang penting terutama ketika belajar
dengan siswa yang memiliki sejarah kesulitan yang berbeda. Strategi ini
memberikan penekanan kepada siswa untuk menjadi guru dihadapan teman-temannya
(siswa guru).
Adapun
penjelasan untuk masing-masing strategi adalah sebagai berikut:
a. Klarifikasi
Dalam
suatu aktifitas membaca mungkin saja seorang siswa menganggap pengucapan kata
yang benar adalah hal yang terpenting walaupun mereka tidak memahami makna dari
kata-kata yang diucapkan tersebut. Siswa diminta untuk mencerna makna dari
kata-kata atau kalimat-kalimat yang tidak familier, apakah meraka dapat
memaknai maksud dari suatu paragraf. Secara teknis hal ini dapat dilakukan
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti;
“Apa maksud dari
kalimat tersebut?”
“Kata apa yang
dapat menggantikan kata tersebut?”
“Kata atau
konsep apa yang perlu diklarifikasi dari paragraph ini?”
b. Membuat prediksi
Pada
tahap ini pembaca diajak untuk melibatkan pengetahuan yang sudah diperolehnya
dahulu untuk digabungkan dengan informasi yang diperoleh dari teks yang dibaca
untuk kemudian digunakan dalam mengimajinasikan kemungkinan yang akan terjadi
berdasar atas gabungan informasi yang sudah dimilikinya. Setidaknya siswa
diharapkan dapat membuat dugaan tentang topic dari paragraph selanjutnya.
Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan secara teknis adalah sebagai berikut;
“dari judul dan
ilustrasi gambar yang ada dapatkah kau menerka apa topik tulisan ini?”
“Coba pikirkan
dari apa yang sudah kita baca dan diskusikan kira-kira apa yang akan terjadi
nanti?”
c. Bertanya
Strategi
bertanya ini digunakan untuk memonitor dan mengevalusi sejauhmana pemahaman
pembaca terhadap bahan bacaan. Pembaca dalam hal ini siswa mengajukan
pertanyaan-pertanyaan pada dirinya sendiri, teknik ini seperti sebuah proses
metakognitif. Bentuk-bentuk pertanyaan yang diajukan dapat beragam, berikut
beberapa contohnya:
“Apa yang kamu
pikirkan ketika kamu membaca teks tersebut?”
“Pertanyaan apa
saja yang dapat kamu ajukan setelah kamu membaca teks tersebut?”
“Topik apa yang
membuatmu tertarik untuk membaca teks ini?”
d. Membuat Rangkuman
Dalam
membuat rangkuman dibutuhkan kemampuan untuk dapat membedakan hal-hal yang
penting dan hal-hal yang tidak penting. Menentukan intisari dari teks bacaan
tersebut. beberapa pertanyaan-pertanyaan umum yang dapat diajukan antara lain;
“Apa yang
penulis ingin sampaikan melalui teks tersebut?”
“Apa informasi
paling penting dari bacaan ini?”
“Dapatkah saya
menggunakan bahasa saya sendiri untuk mengutarakan kembali isi dari tulisan
ini?”
Pada
dasarnya pembelajaran resiprokal menekakan pada siswa untuk bekerja dalam suatu
kelompok yang dibentuk sedemikian hingga agar setiap anggotanya dapat berkomunikasi
dengan nyaman dalam menyampaikan pendapat ataupun bertanya dalam rangka
bertukar pengalaman keberhasilan belajar satu dengan lainnya. Salah satu dasar
dari pembelajaran resiprokal ini adalah teori Vygotsky yaitu dialog dalam suatu
interaksi social sebagai dasar pokok dalam proses pembentukan pengetahuan.
Menurut beliau berpikir keras dan mendiskusikan hasil pemikirannya dapat
membantu proses klarifikasi dan revisi dalam berpikir pada saat belajar.
Singkatnya,
setiap strategi yang dipilih adalah sebagai sarana untuk membantu siswa dalam
membangun makna dari teks juga sebagai alat pemantauan mereka membaca untuk
memastikan bahwa mereka sebenarnya memahami apa yang dibaca. Masing-masing dari
strategi pembelajaran terbalik ini akan membantu siswa membantu membangun
pengertian terhadap materi yang sedang mereka pelajari secara mandiri.
Selanjutnya
menurut Mohamad Nur (2000) untuk mempelajari strategi-strategi ini, guru dan
siswa membaca bacaan yang ditugaskan dalam kelompok-kelompok kecil, dan guru
memodelkan empat keterampilan tersebut-merangkum bacaan tersebut, mengajukan
satu atau dua pertanyaan, mengklarifikasi poin-poin yang sulit dan berat, dan
meramalkan apa yang akan ditulis pada bagian tulisan berikutnya. Pada saat
pelajaran berjalan, situasinya terbalik, yaitu siswa mengambil giliran
melaksanakan peran guru dan bertindak sebagai pemimpin diskusi untuk kelompok
tersebut. Sementara salah seorang siswa berperan sebagai guru, guru memberikan
dukungan, umpan balik, dan semangat ketika siswa-siswa belajar
strategi-strategi tersebut dan membantu mereka saling mengajar satu sama lain.
Salah
satu cara yang dapat ditempuh guru untuk mengoptimalkan model pembelajaran
terbalik khususnya pada kelas besar dengan mengelompokkan siswa dalam
kelompok-kelompok kecil. Suasana belajar dalam kelompok dapat membantu siswa
untuk saling memberikan umpan balik diantara anggota kelompok. Selain itu,
belajar berkelompok merupakan aspek penting dalam proses mengkonstruksi
pengetahuan karena dapat membuka peluang untuk terjadinya tukar pendapat,
mempertahankan argumentasi, negosiasi antar siswa atau kelompok, sehingga
memancing siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Seperti menurut
Wingkel (1999) bahwa keuntungan dari bekerja atau belajar dalam kelompok adalah:
a.
Mengolah
materi pelajaran secara lebih mendalam dan menerapkan hasil belajar, yang telah
diperoleh dengan bekerja atau belajar secara individual pada problem atau soal
yang baru.
b.
Memenuhi
kebutuhan siswa untuk merasa senang dalam belajar dan termotivasi dalam belajar.
c.
Memperoleh
kemampuan untuk bekerjasama (social skills).
Oleh
karena itu, dalam model pembelajaran terbalik siswa melakukan empat strategi
penting yaitu merangkum, membuat pertanyaan dan jawaban, memprediksikan dan
menjelaskan kembali. Peran guru dalam pembelajaran ini lebih sebagai motivator,
fasilitator dan moderator bagi siswa. Untuk mengoptimalkan peran tersebut guru
dapat menerapkan pendekatan scaffolding dalam pembelajaran. Scaffolding berarti
pemberian sejumlah bantuan kepada siswa pada awal belajar dan mengurangi
bantuan tersebut serta membiarkan siswa untuk mengambil alih tanggung jawab
sendiri pada saat mereka dianggap mampu.
2. Tahapan Kegiatan Pembelajaran
Terbalik (Reciprocal Teaching)
Pada awal
penerapan Pengajaran Terbalik guru memberitahukan akan memperkenalkan suatu
pendekatan/strategi belajar, menjelaskan tujuan, manfaat dan prosedurnya.
Menurut Nur dan Wikandari (dalam Trianto, 2007) dalam mengawali pemodelan
dilakukan dengan cara membaca satu paragraf suatu bacaan. Kemudian menjelaskan
dan mengajarkan bahwa pada saat atau selesai membaca terdapat kegiatan-kegiatan
yang harus dilakukan yaitu:
a.
Memikirkan
pertanyaan-pertanyaan penting yang dapat diajukan dari apa yang telah dibaca
dan memastikan bisa menjawabnya.
b.
Membuat
ikhtisar/rangkuman tentang informasi terpenting dari wacana.
c.
Memprediksi/meramalkan
apa yang mungkin akan dibahas selanjutnya; dan
Mencatat apabila
ada hal-hal yang kurang jelas atau tidak masuk akal dari suatu bagian,
selanjutnya memeriksa apakah kita bisa berhasil membuat hal-hal itu masuk akal.
Setelah siswa
memahami keterampilan-keterampilan diatas, guru akan menunjuk seorang siswa
untuk menggantikan perannya dalam kelompok tersebut. Mula-mula ditunjuk siswa
yang memiliki kemampuan memimpin diskusi, selanjutnya secara bergilir setiap
siswa merasakan/melakukan peran sebagai guru.
Langkah-langkah pembelajaran terbalik menurut
Palinscar (1986) adalah sebagai berikut:
·
Pada
tahapan awal pembelajaran, guru bertanggung jawab untuk memimpin tanya jawab
dan melaksanakan keempat strategi pembelajaran terbalik yaitu merangkum,
menyusun pertanyaan, menjelaskan kembali, dan memprediksi.
·
Guru
memperagakan bagaimana cara merangkum, menyusun pertanyaan, menjelaskan
kembali, dan memprediksi setelah selesai membaca.
·
Selama
membimbing siswa melakukan latihan menggunakan strategi pembelajaran terbalik,
guru membantu siswa dalam menyelesaikan apa yang diminta dari tugas yang
diberikan berdasarkan tingkat kepandaian siswa.
·
Selanjutnya,
siswa belajar untuk memimpin tanya jawab dengan atau tanpa adanya guru.
·
Guru
bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan penilaian berkenaan dengan
penampilan siswa dan mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam tanya jawab ke
tingkat yang lebih tinggi.
Adapun tahapan-tahapan pembelajaran terbalik (reciprocal
teaching) :
1) Tahap Pertama
Guru
mempersiapkan bahan ajar (LKS) yang akan dipergunakan pada pertemuan pertama
dan berikutnya. LKS tersebut memuat tugas-tugas menyimpulkan (merangkum),
menyusun pertanyaan dan menyelesaikannya, dan memprediksi suatu permasalahan.
Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelaompok-kelompok kecil sekitar 6-7
orang siswa.
2) Tahap Kedua
Guru membagikan
LKS yang akan dipergunakan pada pertemuan tersebut, kemudian siswa membaca
bahan ajar lain (buku paket) yang mereka miliki sebagai penunjang untuk
mengerjakan LKS. Selesai membaca, siswa ditugaskan mengerjakan LKS dengan cara
berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Guru memperagakan peran sebagai siswa
guru dengan menjelaskan hasil kesimpulan, menyampaikan pertanyaan untuk dibahas
bersama, dan menyampaikan hasil prediksi dari masalah atau materi yang sedang
dibahas. Pertemuan selanjutnya yang menjadi siswa guru adalah salah seorang
siswa dalam kelas tersebut yang dipilih secara acak, sehingga seluruh siswa
dalam kelas tersebut harus siap.
3) Tahap Ketiga
Sebagaimana
pertemuan sebelumnya, guru membagikan LKS dan siswa mengerjakan secara diskusi
kelompok. Dipilih seorang siswa untuk menjadi siswa guru yang berperan aktif
bersama teman-temannya membahas LKS. Dalam hal ini guru sebagai pengarah jika
proses pembelajaran terhambat jalannya.
Pembelajaran
terbalik juga memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada siswa untuk
menggunakan kemampuan komunikasi matematiknya secara mandiri, karena siswa
dibiasakan untuk mampu membuat kesimpulan dari suatu konsep dan menjelaskan
kembali pengetahuan yang telah diperolehnya kepada teman-temannya. Kemampuan
komunikasi matematik siswa juga akan tampak ketika siswa berusaha menyusun
pertanyaan-pertanyaan untuk diajukan kepada siswa yang lainnya dan membahasnya
bersama, serta membuat prediksi permasalahan-permasalahan baru dari konsep yang
telah dipelajarinya. Semakin pandai siswa menggunakan strategi tersebut,
kemampuan komunikasi matematik siswa pun dapat ditingkatkan.
KESIMPULAN
Ø Pembelajaran
terbalik adalah strategi belajar melalui kegiatan mengajarkan teman. Pada
strategi ini siswa berperan sebagai guru menggantikan peran guru untuk
mengajarkan teman-temannya. Sementara itu guru lebih berperan sebagai model
yang menjadi contoh, fasilitator yang memberi kemudahan dan pembimbing yang
melakukan scaffolding. Scaffolding adalah bimbingan yang diberikan oleh orang
yang lebih tahu kepada orang yang kurang atau belum tahu.
Ø Pembelajaran
terbalik mengutamakan peran aktif siswa dalam pembelajaran untuk membangun
pemahamannya dan mengembangkan kemampuan komunikasi matematiknya secara
mandiri. Prinsip tersebut sejalan dengan prinsip dasar konstruktivisme yang
beranggapan bahwa pengetahuan itu merupakan konstruksi (bentukan) dari kita
yang mengetahui sesuatu. Pengetahuan itu bukanlah suatu fakta yang tinggal
ditemukan, melainkan suatu perumusan yang diciptakan orang yang sedang
mempelajarinya.
Ø Pada awal
penerapan Pengajaran Terbalik guru memberitahukan akan memperkenalkan suatu
pendekatan/strategi belajar, menjelaskan tujuan, manfaat dan prosedurnya
Ø Melalui
pengajaran terbalik siswa diajarkan empat strategi pamahaman pengaturan diri
spesifik yaitu perangkuman, pengajuan pertanyaan, pengklarifikasian
(menjelaskan kembali) dan prediksi
DAFTAR
BACAAN
v
Trianto, 2009.mendesain model pembelajaran inovatif-progresif, Surabaya : kencana
prenada group
v
Dimyati-Mudjiono.2006. belajar dan pembelajaran, Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
v
Stone, Randi. 2009. Cara-Cara terbaik mengajarkan matematika,
Jakarta : PT.Indeks
v
Ramdhani miftah, http://ramdhanimiftah.wordpress.com/2009/07/08/reciprocal-teaching-and-mathematic-communication/. 2009. Reciprocal Teaching and Mathematical Communication
v
http://lawangsains.blogspot.com/2011/04/pengajaran-terbalik-reciprocal-teaching.html.
2011. Pengajaran
terbalik
Subscribe to:
Posts (Atom)